DiSini ^_^
Kamis, 31 Mei 2012
Selasa, 29 Mei 2012
Peran Informasi Geospasial dalam Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan sudah
seharusnya disusun dengan berbagai pendekatan, baik politik, teknokratik, top-down
ataupun bottom-up serta partisipatif dengan melibatkan berbagai
sektor, baik pemerintah maupun swasta sebagai pelaku pembangunan maupun
masyarakat sebagai target pembangunan.
Peran Informasi Geospasial sangat
besar dalam proses perencanaan pembangunan. Ketersediaan Informasi Geospasial
yang baik merupakan salah satu jaminan dalam efektifitas dan efisiensi
perencanaan pembangunan agar tepat sasaran. Ketersediaan potensi daerah sebagai
modal utama dalam pembangunan daerah akan dapat termanfaatkan dengan optimal
untuk keperluan pembangunan jika telah terinventarisasi dan terpetakan secara
baik.
Sebagai bentuk perwujudan peran IG
dalam perencanaan pembangunan, BIG telah menyusun berbagai produk IG, baik IGD
(IG Dasar) maupun IGT (IG Tematik) salah satunya adalah INA-SDI.
INA-SDI merupakan aplikasi geospasial berbasis web yang dapat diakses untuk
mendapatkan informasi geospasial terkait dengan kondisi eksisting dan potensi
wilayah serta konstelasi kebijakan pemerintah pusat tentang pola rencana
pembangunan nasional terkait Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI). Melalui INA-SDI ini, ketersediaan IG yang mudah
dimanfaatkan dan diakses, yang juga menjadi visi dari BIG dapat diwujudkan.
Berbagai informasi tersedia dalam INA-SDI yang dapat digunakan sebagai
referensi dalam penyusunan rencana pembangunan, terkait dengan pemanfaatan
sumberdaya yang ada serta penentuan prioritas pembangunan.
Pembangunan sistem INA-SDI ini merupakan salah satu
implementasi perwujudan amanat Undang-Undang No.4 tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial, diantaranya adalah:
- single reference di dalam bidang informasi geospasial demi padunya IG di Indonesia;
- menjamin ketersediaan dan akses terhadap Informasi Geospasial yang dapat dipertanggungjawabkan;
- mewujudkan keberdayagunaan dan keberhasilgunaan dalam penyelenggaraan Informasi Geospasial melalui kerja sama, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi
- mendorong penggunaan Informasi Geospasial dalam penyelenggaraan pemerintahan, dan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
http://www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/peran-informasi-geospasial-dalam-perencanaan-pembangunan/
Rabu, 23 November 2011
Sumberdaya Geologi, Exploitasi dan Eksplorasinya
- Atlas Nasional Indonesia
Atlas adalah kumpulan peta yang dibukukan. Seiring perkembangan zaman dan tekhnologi saat ini dapat ditemukan peta elektronik seperti http://atlasnasionalindonesia.bakosurtanal.go.id, didalamnya menyajikan beberapa informasi mengenai tema yang terdiri dari fisik & lingkungan, potensi & sumberdaya, sejarah, wilayah, penduduk dan budaya. Dari beberapa tema potensi & sumberdaya salahsatunya terdapat pembahasan mengenai "Sumberdaya Geologi" yang menjelaskan bahwa Wilayah Indonesia merupakan daerah pertemuan atau benturan tiga lempeng tektonik yaitu Eurasia , Hindia-Australia dan Pasifik. Benturan tersebut sudah terjadi sejak jutaan tahun yang lalu, yang mengakibatkan adanya pergerakan pulau dan struktur batuan yang beragam. Berbagai jenis dan umur batuan batuan yang bervariasi membuat wilayah Indonesia kaya dengan sumberdaya mineral baik logam, non logam dan energi. Jenis mineral logam seperti emas, tembaga, perak, besi, kromit, timah, dsb. Jenis mineral non logam seperti belerang, batugamping, gambut, dsb. Jenis energi yang banyak tersedia di wilayah Indonesia diantaranya minyak, gas, batubara, dsb. Selain potensi sumberdaya yang cukup banyak tersedia, wilayah Indonesia juga merupakan zona-zona sesar, patahan dan deretan gunung api aktif yang memanjang dari ujung Sumatera sampai ke Maluku.
Jenis Sumberdaya Geologi:
batubara, non logam, logam, panas bumi, sumberdaya mineral dan energi lepas pantai.
Batubara merupakan salah satu jenis sumberdaya dimana batubara adalah batuan sedimen organik, yang dapat terbakar sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi. Batubara terbentuk dari hasil pengawetan sisa - sisa tanaman purba dan menjadi padat setelahtertimbun oleh lapisan di atasnya. Batubara merupakan bahan galian strategis dan salah satu sumber energi yang mempunyai peran besar dalam pembangunan nasional. Secara umum batubara dapat dikenal dari kenampakan sifat fisiknya yaitu berwarna coklat sampai hitam, berlapis, padat, mudah terbakar, kedap cahaya, non kristalin, berkilap kusam sampai cemerlang, bersifat getas, pecahan kasar sampai konkoidal. Di pulau Jawa, Batubara hanya ditemukan dalam jumlah yang relatif sedikit di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Karena jumlahnya yang sedikit, batubara di pulau ini tidak termasuk ekonomis untuk ditambang dalam skala besar. Batubara di Pulau Jawa ditemukan di daerah Bojongmanik dan Bayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten serta sedikit di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Batubara Indonesia yang memiliki kalori tinggi sebagian besar diekspor ke luar negeri, sedangkan batubara peringkat rendah dan sedang dipergunakan sebagai sumber energi pembangkit tenaga listrik maupun sebagai bahan bakar pada berbagai industri di Indonesia, seperti industri semen, teksil maupun pupuk.
- Untuk informasi tentang sumberdaya geologi dapat dilihat di http://psdg.bgl.esdm.go.id
Eksplorasi Umum Timah Hitam (Pb) Di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat
Geologi daerah Tambangan, Jorong Petok, Nagari Panti, Kabupaten Pasaman mempunyai runtunan stratigrafi dari muda ke tua, yaitu : Alluvial berumur Kuarter, Satuan Batuan Filit (Formasi Kuantan) berumur Permokarbon serta Granit (Batholit Tandung Kumbang) berumur Permo Trias. Mineralisasi logam dijumpai berupa urat-urat halus larutan silika berukuran beberapa cm sampai 10 cm maupun penggantian pada batuan samping mengandung mineral-mineral sulfida seperti galena, pirit dan kalkopirit dengan oksida besi sebagai pengotor dalam masadasar silika, yang kehadirannya sangat dipengaruhi oleh struktur, litologi pembawanya maupun faktor alam seperti erosi dan morfologi. Batuan intrusi granit dari Formasi Tadung Kumbang sebagai pembawa mineralisasi tersebar luas di daerah ini, sehingga kemungkinan sumber daya yang mmpunyai nilai ekonomis masih dapat diharapkan. Hal ini didukung oleh besarnya sebaran anomali chargeability batuan yang mengandung logam yang terukur dengan makin bertambahnya kedalaman. Potensi sumberdaya tereka logam Pb berdasarkan interpretasi geofisika diperkirakan sebanyak 7.389.038 ton.
Langganan:
Postingan (Atom)